Magetan - Bertempat di
Pendopo Kelurahan Sarangan Rabu, (31/10)
telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi
Pengembangan Kepemudaan dan Masyarakat Kelurahan Sarangan Tahun 2018.
Hadir dalam kegiatan tersebut
Danramil 0804/02 Plaosan Kapten Inf Waluyo Utomo, Kapolsek Plaosan AKP Sukono
SH, Kepala Lurah Sarangan Tumiran,Babinsa Kel. Sarangan Serma Sujarwo,
Segenap pemerintahan Kelurahan Sarangan,
Tokoh pemuda dan Anggota Karang Taruna Kelurahan Sarangan.
Dalam sosialisasi tersebut
Danramil menyampaikan materi tentang Wawasan Kebangsaan, Kapten Inf Waluyo
Utomo mengingatkan "kenapa salah satu sasaran serangan bangsa asing adalah
generasi muda, karena negara kita ini mulai tahun 2020 nanti memiliki Bonus
Demografi yaitu suatu kondisi dimana jumlah penduduk yang usia produktifnya
lebih banyak dari pada usia tua (yg sudah tidak produktif) kalau anak anak
mudanya berhasil dirusak maka pada saatnya nanti tenaganya dibutuhkan, mereka
lemah karena sudah dirusak oleh miras, narkoba, sex bebas, gaya hidup malas
dll. Kondisi pemuda seperti itu bukan menjadi bonus demografi tetapi justru
menjadi ancaman bagi negara kita karena banyak anak anak muda sebagai
pengangguran dan sudah kecanduan miras, narkoba dll.
Sasaran seranganya termasuk
Idiologi yaitu Pancasila. Esensi dari
Pancasila adalah nilai nilai Religius, Persaudaraan, Keselarasan, Kerakyatan
dan Keadilan. Semua agama yang syah di negeri ini sepakat mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai
sila pertama dalam Pancasila namun hari ini ada tiga kelompok idiologi yang
berkembang di negara kita yaitu:
Kelompok pertama orang-orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada dan
meyakini bahwa Tuhan mengatur semua urusan baik dunia maupun akirat.
Kelompok kedua adalah orang-orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada
tetapi mereka berpendapat bahwa Tuhan itu mengatur urusan akirat saja,
sementara masalah dunia urusan manusia.
Kelompok ketiga orang-orang yang tidak percaya adanya Tuhan (
kelompok atheis penyebar ajaranya Karlmark dan Lenin ) kelompok ini pendukung
idioligi komunis.
Bangsa asing berusaha merusak
idiologi kita, Negara kita ini berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa semua
penduduknya apapun agamanya percaya adanya Tuhan, kepercayaan inilah yg pelan
pelan dirusak dengan alasan kebebasan tujuan supanya bangsa kita tidak lagi
berbudaya, tidak beraklaq, tidak beradap dll sehingga hidup sebebas bebasnya
mau narkoba, mau miras, mau LGBT tidak perlu dilarang karena merupakan hak
asasinya.
Hari ini program program
kerusakan tersebut dinikmati oleh bangsa kita terutama anak anak mudanya. Untuk
membentuk karakter, mendidik aklaq, belajar etika salah satu upayanya adalah
melalui kegiatan pembinaan karakter seperti ini.
Diakir materi Danramil
mengingatkan tentang keanekaragaman budaya, suku dan begitu banyaknya pulau di
negara kita merupakan anugrah dari Allah SWT yang harus kita jaga. Negara kita
ada +-1.300 budaya, suku ada +- 700 dan menempati +-17.000 pulau, ini adalah
kekayaan yang luar biasa harus kita
jaga, kita lestarikan. Anak-anak muda jangan lebih suka budaya asing dari pada
budayanya sendiri" Pungkasnya” (R.02)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar