Minggu, 30 September 2018

Sinergitas Koramil 0804/02 dan Polsek Plaosan dalam kegiatan Suran Agung PSH Tunas Muda Winongo


Magetan - Bertempat di Terminal Ngerong Desa Dadi Kec. Plaosan di berangkatkan anggota PSH Tunas Muda Winongo ranting Plaosan yang dipimpin langsung oleh Sdr Suwarni sebagai Korlap Ranting plaosan

Jumat, 28 September 2018

Babinsa Desa Sidokerto Dampingi Dinas Sosial Dan Dinas Kesehatan Magetan Pembebasan Warga Binaannya Yang Di Pasung


Sidorejo, Babinsa Desa Sidokerto Sertu Suyatno Dampingi Dinas Sosial Dan Dinas Kesehatan Kab. Magetan Melaksanakan Pembebasan Warga Binaannya Yang Di Pasung. Terkait dengan adanya warga di desa sidokerto yang di pasung dengan cara di tempatkan  dalam kamar berteralis besi  dalam rumah An. Pujianto,umur 30 th dikarenakan mengalami gangguan mental, Maka dari Dinas Sosial Kab. Magetan bersama dengan instansi terkait melaksanakan koordinasi untuk membebaskan warga yang di pasung

Tambah Ketrampilan Persit KCK Cabang XVIII Kodim 0804 Magetan Ajak Anggotanya Untuk Membatik


Magetan – Sebagai bentuk perhatian terhadap seni batik yang merupakan warisan budaya luhur, Persit KCK Cabang XVIII Kodim 0804/Magetan mengajak pengurus beserta anggota untuk menambah ketrampilan melaksanakan belajar membatik di kampung batik Desa Sidomukti, Kec. Plaosan, Kab. Magetan. Jum’at(28/9)

Ditengah – tengah melaksanakan kegiatan membatik Persit KCK Kodim 0804 Magetan juga menerima kunjungan Ketua Persit Koorcab Rem 081/DSJ, Ny.Masduki dan rombongan yang meninjau langsung proses membatik yang dilaksanakan anggota persit di kampung batik Desa Sidomukti.

Batik Sidomukti Magetan mempunyai ciri khusus pada motifnya, yang mengambil dari kearifan budaya lokal “pohon bambu” yang banyak tumbuh di desa ini dengan menggabungkan beberapa motif lain seperti flora dan fauna khas dari Magetan dan Indonesia dengan warna-warna yang segar, sehingga memiliki corak tersendiri yang di kenal dengan motif “Pring Sedapur”.

Ketua Persit KCK Cabang XVIII Kodim 0804/Magetan Ny. Deasy Heri Bayu Widiatmoko mengatakan tujuan anggota persit belajar Batik Sidomukti ini adalah untuk mengembangkan kreativitas dan menambah ketrampilan para istri prajurit sekaligus mengenalkan Batik khas “Pring Sedapur”  Sidomukti, Magetan ke masyarakat  luas, apalagi Batik ini mempunyai nilai ekonomis tinggi. “ungkapnya”

Batik Pring Sedapur Magetan ini telah dijadikan sebagai salah satu ikon Kabupaten Magetan. Belasan ribu pegawai negeri sipil di seluruh Magetan telah memakai seragam harian dengan corak Pring Sedapur. Batik tulis bermotif serumpun bambu ini rata-rata dijual seharga Rp 65 ribu hingga Rp300 ribu tergantung jenis kain dan ukuran.

Pemasaran batik Sidomukti ini masih untuk pasar lokal, namun ada juga beberapa yang datang dari luar Magetan Surabaya,  Yogyakarta dan Jakarta bahkan  bayak wisatawan yang mengunjungi telaga sarangan sengaja mampir dan tertarik untuk membeli batik ini. (Pendim 0804)

Danramil 0804/02 Plaosan hadiri pengajian muslimat NU Kecamatan Plaosan


Magetan, Jamaah Muslimat dan Jam'iyyat Nahdlatul Ulama Kecamatan Plaosan menggelar pengajian bersama  dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1440  Hijriyah, Kamis (27/09/2018) Pengajian yang berlangsung di Lingkungan Duwet ini diikuti oleh Jamaah Muslimat dan Jam'iyyat se-Kecamatan Plaosan dalam Kegiatan ini mengusung tema "Dengan semangat tahu baru Hijriyah 1440 kita tingkatkan perempuan Indonesia berkwalitas, Mandiri, dan berakhlak Karimah". Selaku penceramah adalah KH Sunaryo dari Ngawi.

Tampak hadir dalam Pengajian Muslimat NU tersebut dari Forkopimca Plaosan antara lain Plt Camat Plaosan Edy Suntoro S. Sos, M. Si, Danramil 0804/02 Plaosan Kapten Inf Waluyo Utomo, Kapolsek Plaosan AKP  Sukono SH, Babinsa Kelurahan Plaosan Serda Sugito dan Bhabinkamtibmas Polsek Plaosan serta jamaah Muslimat NU Kecamatan Plaosan.

Dalam tausiyahnya, KH Sunaryo ini mengajak segenap jamaah untuk menjadikan tahun baru Hijriyah sebagai momentum untuk berhijrah menjadi  lebih baik lagi, dari negatif menjadi positif, dari positif menjadi lebih positif. Menurutnya, anak tangga pertama hijrah adalah taubat.

“Dalam berhijrah, kita harus naik tingkat, seperti menjadi orang yang lebih sabar, lebih ikhlas dan lebih bersyukur. Tingkatan sabar ada tiga, yakni: sabir, masabir dan asshabur,” ucapnya

“Jika saat ini kesabaran kita masih di tingkat sabir, maka tahun ini harus naik tingkat menjadi orang yang lebih sabar dan menjadi orang yang sabarnya tanpa batas,” sambungnya.

Selain itu, lanjut KH Sunaryo manusia juga harus memiliki rasa ikhlas yang besar. Ikhlas terbagi menjadi dua kelompok yakni mukhlis dan mukhlas.  Mukhlis berarti ikhlas melakukan kebajikan, tetapi masih mengingat perbuatannya tersebut yang dapat menjadi ria. Sedang mukhlas, ikhlas melakukan kebajikan dan tidak bersedia diketahui orang lain, dan apabila dipuji dia bersedih. “Selain itu, umat muslim juga harus memiliki rasa syukur kepada Allah SWT,” jelasnya.

Wanita berakhlak Karimah itu tidak hanya cukup dengan berhijab, sholat, atau berkata lembut. Tetapi wanita shalihah itu harus benar-benar mampu menjaga segala perkataan, perbuatan, ketaatan dan mampu menjaga hatinya.

Masih banyak muslimah yang berat untuk menjaga semua itu secara kaffah. Akan tetapi tidak ada salahnya jika kita terus mencoba dan berusaha untuk menjadi wanita muslimah yang shalihah. Jadikanlah itu sebagai mimpi dan cita-cita  bagi kita. Agar kita tidak pernah berhenti untuk menggapainya. Walaupun keshalihan itu hanya Allah yang berhak menilai. Tetapi secara pandangan karakter dan sifat-sifatnya wanita shalihah itu dapat diketahui.

Karakter Wanita Shalihah Cukup mudah mendeskripsikan wanita shalihah itu seperti apa, walaupun mempertahankannya itu cukup sulit. Karena memang iman seseorang itu yazid wa yanqus yaitu naik dan turun. Tetapi secara garis besar karakter atau ciri-ciri wanita shalihah adalah mereka yang taat kepada Allah atas segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya"

Babinsa Desa Sidokerto Sertu Suyatno Dampingi Dinas Sosial Dan Dinas Kesehatan Kab. Magetan Melaksanakan Pembebasan Warga Binaannya Yang Di Pasung


Magetan, Terkait dengan adanya warga di desa sidokerto yang di pasung dengan cara di tempatkan  dalam kamar berteralis besi  dalam rumah An. Pujianto,umur 30 th dikarenakan mengalami gangguan mental, Maka dari Dinas Sosial Kab. Magetan bersama dengan instansi terkait melaksanakan koordinasi untuk membebaskan warga yang di pasung

Maka pada hari Jumat (28/972018) Pukul 10,00 WIB Bertempat Di Rumah Bu Waginem Warga Desa Sidokerto Kec. Sidorejo Telah dilaksanakan pembebasan Warga yang di pasung Di Dalam kamar rumah tersebut.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Sidokerto,beserta perangkatnya, Dinas sosial Pemprov Jatim Bpk Komarudin, Kepala Puskesmas Sidokerto,Bpk Joko, Bidan Desa,Ibu Endang, Koramil 02/Plaosan,Babinsa Desa Sidokerto Srt Suyatno serta Warga Setempat.

Di akhir kegiatan tersebut Kepala Desa Sidokerto Bpk Agung Susilo S.Pd Menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dari Dinas Sosial Kab. Magetan dan Dinas Kesehatan Kab. Magetan serta Babinsa Koramil 0804/02 Sertu Suyatno bersama Sertu Agus Mulyono yang telah membantu Dan memberikan pengertian kepada warga.

Warga yang ditempatkan  di dalam kamar rumah ini merupakan kesepakatan dari masyarakat, Karena kalau tidak di tempatkan di dalam kamar dari teralis besi maka anak ini sering mengambil uang tetangga dan menganiaya orang tua nya"pungkasnya

Dari Dinas Sosial Pemprov  Jatim Bpk Komarudin juga Menyampaikan ucapan terimakasih kepada aparat yang terkait yang telah membantunya Dan memberikan pengertian Dan pemahaman kepada keluarga Dan lingkungan sehingga tidak terjadi permasalahan di lingkungan tersebut. (R.02)

Selasa, 25 September 2018

Kecelakaan Bus Di Jalur Tanjakan Mojosemi


Magetan, Sebuah bus pariwisata dengan Nopol K 1745 CF mengalami kecelakaan di Tanjakan sebelah barat Mojosemi, Kelurahan Sarangan kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, Selasa (25/9/2018)

Saat di hubungi Team Media Center Kodim 0804/Magetan Babinsa Koramil 0804/02  Plaosan Sertu Purmiadi mengatakan korban meninggal dalam kecelakaan tersebut 1 orang dan Luka-luka 20 orang penumpang, yang meninggal adalah Team medis dari rombongan karya wisata SMK PGRI 1 Karanganyar  yang rencananya akan melaksanakan karya wisata dengan tujuan Madiun dan Bali.

Sertu Purmiadi menambahkan dalam rombongan tersebut ada 2 bus, sedangkan yang mengalami kecelakaan adalah Bus pertama, yang rencananya mau menunggu Bus kedua dengan memarkir di pinggir jalan, kemungkinan karena sopir yang kurang menguasai medan hingga terjadi Bus terperosok kedalam jurang jadi bukan karena rem yang blong. "tururnya”

Sementara itu untuk korban luka ringan sebanyak 20 orang di evakuasi ke Puskesmas Plaosan dan RSUD Dr. Sayidiman Magetan serta Rumah Sakit Karanganyar Jawa tengah, 5 orang luka berat dirawat di RSUD Dr. Sayidiman Magetan.


Jalur tersebut memang dikenal sebagai salah satu jalur tengkorak yang ada di jalan tembus Magetan - Tawangmangu, karena kondisi jalan yang memiliki tanjakan dan turunan yang curam seringkali terjadi kecelakaan akibat dari faktor kendaraan yang kurang baik atau rem yang blong maupun pengemudi yang belum menguasai jalur tersebut.

Sebelumnya, rombongan Karya wisata SMK PGRI 1 Karanganyar berencana akan berwisata ke Madiun dan dilanjutkan ke Bali yang dalam jumlah rombongan ada dua bus yang tiap busnya terdiri dari 40 orang peserta karya wisata,
Namun naas bus pertama mengalami kecelakan di sebelah barat  Mojosemi sehingga agenda kegiatan karya wisata di batalkan. (R.02)

Minggu, 23 September 2018

Koramil 0804/02 Padamkan Kebakaran Di Lingkungan Manding Kelurahan Plaosan


Magetan - Senin (24/9/2018) Pukul 10.30 WIB  Kebakaran besar nyaris saja terjadi di lingkungan Manding, tepatnya di RT 04 RW 01 Kelurahan Plaosan Kecamatan Plasoan, Api yang sudah membakar, tumpukan daun bambu kering di belakang Rumah milik pak Peno, membuat warga setempat  sekitarnya kalang kabut.

Meski belum sempat membakar rumah, tak urung kebakaran tersebut membuat warga berjibaku memadamkan api yang nyaris menyentuh dapur milik Pak peno yang kebetulan rumah tersebut kosong di tinggalkan bekerja penghuninya.

Informasi yang dihimpun, warga sekitar mengetahui jika api mulai membakar rumah tersebut, berawal dari salah seorang warga Pak Munawar melihat kepulan asap dari belakang rumah itu. Spontan warga yang melihat kepulan asap langsung berteriak memberitahukan warga yang lain hingga warga lainnya berbondong-bondong datang dan melakukan upaya pemadaman dengan air, sementara warga lainnya menghubungi unit pemadam  kebakaran Kab. Magetan

Kantor Koramil 0804/02 yang tidak jauh dari lokasi kebakaran ketika mendengar permintaan tolong kebakaran yang di siarkan lewat pengeras suara Mesjid segera berlarian ke Lokasi kebakaran ikut membantu memadamkan api dengan alat seadanya.

Tak lama berselang, satu unit mobil PBK datang ke lokasi membantu menuntaskan pemadaman api yang sudah menghanguskan rumpun bambu tersebut, hingga akhirnya dipastikan api benar-benar tidak ada lagi yang membakar rumpun bambu. (R.02)