Senin, 17 September 2018

Persatuan Umat Islam Adalah Benteng NKRI Dari Ancaman Bangsa Asing


Magetan - pengajian umum dalam rangka menyambut bulan Muharam tahun baru 1440 Hijriyah dan pembukaan Pondok pesantren Al Mutaqin di Desa Bogoarum diiringi oleh grup sholawat Habib Maher dari Banyuwangi dan penceramah adalah Kh. Ubaidilah Abror dari Pondok Al Fatah Temboro.

Dihadapan +-1000 orang masyarakat Bogoarum dan sekitarnya Danramil Plaosan Kodim 0804/Magetan Kapten Inf Waluyo Utomo memberi sambutan sebagai wakil dari Forpimca. Dalam sambutanya dihadapan Camat dan Kapolsek, Danramil berpesan bahwa menjaga persatuan antar umat beragama kususnya sesama umat Islam adalah sebagai pusat kekuatan ( center of grafity) di Negara ini.

Sejarah membuktikan bahwa peran umat islam dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara ini begitu dominan. Contoh pada tgl 17 Agustus 1945 kita telah merdeka, namun pd tgl 25 Oktober 1945 belanda bersama sama dg sekutunya mendarat di pelabuhan tanjung perak surabaya dg tujuan ingin menjajah kembali negara kita.

KH. Hasyim Asari dari awal memang sangat konsisten berjuang ingin merdeka, melihat situasi tersebut KH. Hasyim Asari yg juga Pendiri NU segera mengumpulkan para Kyai se jawa dan madura di Jl. Bubutan Surabaya utk membahas tentang perlawanan thd belanda. Akirnya dikeluarkan Resolusi jihat sebagai cambuk para umat islam dari berbagai penjuru menuju surabaya bergabung utk mempertahankan kemerdekaan.

Prajurit bayaran inggris yg berasal dari pakistan mengisahkan bahwa pertempuran di surabaya ( sd sekarang dikenal dg pertempuran 10 Nopomber) seperti berhadapan dg orang kesetanan bukan seperti berhadapan dg tentara. Semangat berjuang dg hadiah mati syahid membuat umat islam urat takutnya pada putus sehingga walau hanya dengan bambu runcing pasukan belanda dengan sekutunya bisa dikalahkan. (R.02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar